1.Apakah yang dimaksud dengan bahasa Indonesia Jurnalistik?

Jawab:

Bahasa IndonesiaJurnalistik adalah salah satu ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa Indonesia jurnalistik harus memperhatikan hal-hal berikut ini: (a) sederhana, (b) ringkas, (c) padat, (d) lugas, dan (e) menarik. Dengan kata lain bahasa Indonesia jurnalistik diutamakan ekonomis, tepat makna, dan menarik perhatian pembaca.

2.Apakah bahasa Indonesia jurnalistik sama dengan ragam ilmiah, ragam sastra, dan ragam lain sesuai dengan bidangkegiatan atau keilmuan?

Jawab:

Bahasa Indonesia jurnalistik tidak sama dengan ragam bahasa ilmiah (akademik), ragam sastra, ragam hukum, ragam keagamaan, ragam kesehatan, ragam militer, ragam bisnis, dan ragam lainnya. Misalnya bahasa Indonesia ragamakademikmenggunakan pilihan kata dan istilah yang bersifat keilmuan, maknanya menggunakan makna yang tepat atau makna denotatif sehingga tidak perlu ada tafsir ganda. Contoh lain, bahasa Indonesia ragam sastra menggunakan pilihan kata dan istilah atau ungkapan yang sangat variatif, gaya bahasa yang beragam, dan menggunakan makna konotatif.

3.Adakah kesamaan penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai ragamyang dimaksud?

Jawab:

 

Ya, adanya berbagai ragam dalam bidang keilmuan dan berbagai ragam kegiatan semuanya ada persamaan yaitu sama-sama menggunakan bahasa Indonesia. Hanya saja dalam berbagai bidang ilmu dan berbagai kegiatan masing-masing ada ciri-ciri tertentu yang lebih dominan daripada yang lainnya.

 

4.Jelaskan bahwa bahasa Indonesia jurnalistik itu sederhana, ringkas, dan padat!

Jawab:

Bahasa Indonesia jurnalistik sebaiknya “sederhana” artinya kalimat dan alineayang digunakan tidak perlu panjang-panjang.Jika kalimat dan alinea dalam bahasa Indonesia jurnalistik panjang-panjang akam membuat para pembacanya mudah jenuh atau capai. Oleh karena itu, materi yang disajikan dalam media biasanya menggunakan bahasa (kalimat) sederhana. Bahasa Indonesia jurnalistik diutamakan “ringkas” artinya kalimat yang dipilih tidak berbelit-belit atau ber-tele-tele. Kalimatnya tidak perlu diulang-ulang sehingga menbuang energi . Selain itu, bahasa Indonesia jurnalistik hendaknya “padat” artinya berisi ada informasi yang dapat diserap oleh pembaca, mengandung nilai lebih bukan hanya sampah informasi, melainkan betul-betul ada fungsi bagi pembacanya.

5.Jelaskan bahwa bahasa Indonesiajurnalistik harus lugas dan menarik!

Jawab:

Bahasa Indonesia jurnalistik harus “lugas”artinya kata-kata yang dipiih (diksi) adalah bemakna sebenarnya (denotatif). Dengan demikian akan memudahkan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan oleh media sehingga akan dapat dihindari adanya multitafsir seperti dalam bahasa Indonesia ragam sastra. Selanjutnya, bahasa Indonesia jurnalistik harus “menarik”, artinya informasi yang disampaikan dirajut dalam untaian kata, kalimat, dan alinea yang mampu merangsang pembaca ingin tahu lebih lanjut sehingga timbul “krenteg” (kemauan) untuk membacanya.

6.Apa saja ciri-ciri bahasa Indonesia jurnalistik? Sebutkan!

Jawab:

Ada 19 ciri bahasa Indonesia jurnalistik yang disimpulkan oleh AbdulChaer yangmengutip dari H. Rosihan Anwar dan John Hohenberg.

1.Sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

3.Tidak menanggalkan prefik me- dan ber- , kecuai dalam judul berita.

4.Menggunakan kalimat pendek, lengkap, dan logis.

5.Tiap alinea terdiri dari 2 atau tiga kalimat dan koherensinya terpelihara.

6.Penggnaan bentuk aktif (kata dan kalimat) lebih diutamakan. Bentuk pasif seperlunya saja. Kata sifat juga dibatasi penggunaannya.

7.Ungkapan-ungkapan klise seperti: sementara itu, perlu diketahui,di mana, kepada siapa dan sebagainya dihindari.

8.Kata berlebihan tidak digunakan.

9.Kalimat aktif dan pasif tidak dicampuradukkan dalam satu paragraf.

10.Kata asing dan istilah ilmiah yang sangat teknis tidak digunakan. Kalau terpaksa harus dijelaskan.

11.Penggunaan singkatan dan akronim dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim digunakan harus diberi penjelasan kepanjangannya.

12.Penggunaan kata yang pendek didahulukan daripada kata yang panjang.

13.Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kami), berita harus menggunakan kata ganti orang ketiga.

14.Kutipan ditempatkan pada alinea baru.

15.Tidak memasukkan pendapat sendiri dalam beita.

16.Berita disajikan dalam bentuk past tense sesuatu yang telah terjadi.

17.Kata hari ini digunakan dalam media elektronik dan harian sore. Sedangkan kata kemarin digunakan harian pagi hari.

18.Segala sesuatu dijelaskan secara spesifik.

19.Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif, mudah dipahami bagi pembaca.

7.Perlukah peggunaan EYD dalam bahasa Indonesia jurnalistik? Jelaskan!

Jawab:

Bahasa Indonesia jurnalistik perlu menggunakan EYD seperti dalam ragam tulis lain (ilmiah). EYD digunakan dalam penulisan berita agar makna yang disampaikan tepat sasaran. Jika berita yang disapaikan mengabaikan ejaan dapat menimbulkan salah persepsi bagi pembacanya.

Contoh:

David Cameron, Perdana Menteri Inggris mengikuti Tony Blair ketika mengekor AS soal Sadam Husein.

Kalimat tersebut kurang tanda koma. Tanda koma (,) perlu ditambahkan antara kata Inggris dan mengikuti. Kalimat tersebut menggunakan ketrangan aposisi yang penulisannya dipisahkan dengan tanda koma. Kalimat tersebut dapat ditulis seperti berikut.

David Cameron, Perdana Menteri Inggris, mengikuti Tony Blair ketika mengekor AS soal Sadam Husein.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *