Oleh Tubiyono
Departemen Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
Abstrak
Penggunaan bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah secara normatif menggunakan bahasa Indonesia baku (efektif), artinya sesuai dengan kaidah. Salah satu ciri kebakuan dalam penulisan ilmiah terlihat dalam penggunaan unsur-unsur bahasa sebagai pengisi fungsi dalam sebuah kalimat. Fungsi-fungsi itu ialah fungsi subjek (S), fungsi predikat (P), fungsi objek (O), fungsi pelengkap (Pel), dan fungsi keterangan (K). Kehadiran fungsi-fungsi tersebut dalam kalimat merupakan pertanda adanya kesepadanan antara bentuk bahasa dan isi (subtansi). Dalam praktik penulisan ilmiah, ketidaksepadanan banyak ditemukannya. Ketidaksepadanan antara lain dapat dicermati dalam kalimat yang tidak memiliki fungsi S. Padahal fungsi S dan fungsi P sangat penting dalam sebuah kalimat baku. Ketidakhadiran salah satu fungsi tersebut menyebabkan kalimatnya menjadi tidak baku. Oleh karena itu, kehadiran fungsi S merupakan syarat mutlak bersama kehadiran fungsi P dalam sebuah kalimat.. Dengan demikian, dalam makalah ini akan mendeskripsikan de-subjek-isasi (konstruksi S berpreposisi atau pun kalimat tanpa S) yang biasanya secara preskriptif dinyatakan konstruksi sintaktis yang tidak baku.
Kata Kunci: kalimat baku, subjek berpreposisi, fungsi sintaktis, de-subjek-isasi