Drs. Tubiyono, M.Si Official Website

Surabaya — Secara linguistik, kata “deskripsi” berasal dari bahasa Latin “describere” yang berarti memaparkan, menguraikan, atau melukiskan, dalam bahasa Inggris menjadi “describe”. Secara istilah, deskripsi merupakan salah satu teknik mengekspresikan pikiran atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk paragraf bertujuan memberi kesan secara impresif tentang suatu hal atau keadaan.
Tulisan jenis deskripsi banyak variasinya, misal deskripsi tempat, deskripsi orang, deskripsi keadaan, deskripsi objektif, deskripsi subjektif, dan sebagainya. Dalam tulisan ini, akan dibahas deskripsi kedaan yang bersifat subjektif. Deskripsi keadaan subjektif yang dimaksud  adalah paparan keadaan, suasana perasaan kebatinan yang ditafsirkan oleh penulis atau pengarang diekspresikan dalam bentuk tulisan.
Untuk memudahkan pemahaman implementasi deskripsi keadaan senang dan susah  yang ditafsirkan pengarang secara subjektif, maka dalam tulisan ini diberikan contoh dari novel. Paragraf yang dipakai sebagai korpus (sampling) adalah novel  berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata (2021).
Deskripsi keadaan senang yang ditafsirkan pengarang, Sindhunata,  secara subjektif dapat diperhatikan dalam pilihan kata dan frasa  seperti, “pagi sedang menjadi cinta, setelah gugurnya Rahwana, berdenyitan,  bagaikan Batara Kamajaya dan Dewi Ratih yang berciuman”. Perhatikan contoh paragraf berikut ini:
“Pagi sedang menjadi cinta, ketika Rama dan balatentara kera memasuki Alengka, setelah gugurnya Rahwana. Pintu gapura Alengka berdenyitan bagaikan Batara Kamajaya dan Dewi Ratih yang berciuman (Sindhunata, 2021: 471).”
Deskripsi keadaan susah yang ditafsirkan pengarang, Sindhunata,  secara subjektif dapat diperhatikan dalam pilihan kata dan frasa  seperti, “mendung, menangis, air matanya jatuh, kesunyian, kesedihan, ratapan awan-awan tebal”. Perhatikan contoh paragraf berikut ini:
“Mendung bagaikan bidadari menangis di Negeri Lokapala. Air matanya jatuh berupa batu-batu hitam menutupi kehijauan rerumputan. Kesunyiannya tanpa bintang. Kesedihannya tanpa bulan. Malamnya berhias dengan ratapan awan-awan tebal (Sindhunata, 2021: 3).”
Singkat kata, deskripsi keadaan senang dan susah dapat dipahami dengan cepat melalui diksi atau pilihan kata yang disusun berupa kalimat dalam bingkai sebuah paragraf. Jika diperhatikan secara intensif penggunaan kata, frasa yang dipadukan dengan gaya bahasa dapat menimbulkan kesan mendalam atas perasaan pengarang yang ditangkap secara tepat oleh pembaca. (Tubiyono, 3/6/2024)