Drs. Tubiyono, M.Si Official Website

 

1.Jelaskan bahwa penggunaan bahasa dalam jurnalistik itu harus lugas!

Jawab:

Bahasa Indonesia yang digunakan dalam jurnalistik harus lugas supaya mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Lugas diberi makna yang pokok-pokok saja, tidak menyimpang, bersifat apa adanya, sederhana, tidak berbelit-belit, tidak bersifat pribadi, objektif.

2.Apakah ada kesesuaian antara penulis dan pembaca berita?

Jawab:

Dengan penggunaan ketepatan makna dapat dihindari terjadinya salah persepsi antara penulis dan pembaca berita. Diharapkan penggunaan bahasa yang tepat sesuai dengan fakta dan dapat diterima oleh pembaca sehingga akan terwujud kesesuaiannya.

3.Bagaimana teknik penulisan berita agar memiliki ketepatan makna?

Jawab:

 

Teknik penulisan berita agar memiliki ketepatan makna dalam bahasa jurnalistik adalah (1) menggunkan kata-kata yang secarafaktual benar, (2) menggunakan kata-kata yang konstruksinya tepat, (3) menggunakan kata-kata yang maknanya paling tepat, (4) menggunakan kata atau kelompok kata yang tepat (tidak bias), dan (5) penggunaan kalimat yang gramatikal.

 

4.Jelaskan penggunaan kata-kata yang secara faktual benar!

Jawab:

Kata-kata yang secara faktual benar adalah sesuai dengan empirisnya atau realitasnya, Misalnya, “Tuban adalah kota wisata religi yang terletak di pedalaman provinsi Jawa Timur”. Kalimat tersebut jelas tidak mengandung ketepatan makna karena ada kata-kata yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya yaitu penggunaan kata “di pedalaman” faktanya Tuban adalah “di pantai utara” atau “pantura “ Provinsi Jawa Timur.

5.Jelaskan bagaimana penggunaaan kata-kata yang konstruksinya tepat!

Jawab:

Setiap kata memiliki konstruksi atau bentuk yang selaras dengan maknya yang diperlukan. Untuk itu penulis berita jurnalistik harus memahami karakteristik kata yang konstruksinya bersifat gramatik. Perhatikan kata “pekerjaan” dan “pengerjaan”, kedua kata itu meiliki kandungan makna yang berbeda. Kata “pekerjaan” terkandung makna “hal kerja atau hal bekerja”, berbeda dengan kata “pengerjaan” yang terkandung makna “hal mengerjakan”. Perha tikan kalimat berikut. “Banyak orang desa petgi ke kota untuk mencar pekerjaan”. “Pengerjaan jalan tol tengah kota masih dalam proses tender”.

6.Bagaimana penggunaan kata-kata yang tepat dalam bahasa jurnalistik?

Jawab:

Penggunaan kata-kata yang tepat sangat diperlukan dalam penulisan berita. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk sinonim yang sangat beragam. Oleh karena itu, penulis berita harus paham benar dalam memilih kata yang tepat (diksi). Misalnya, penggunaan kata “wafat” dalam kalimat berikut ini tidak tepat untuk disajikan kepada pembaca umum (publik). “Anggota teroris wafat terkena peluru Densus 88”.

7.Apa yang dimaksud dengan penggunaan kata atau frasa yang tidak bias?

Jawab:

Yang dimaksud kata atau frasa yang bermakna bias yaitu adanya konstruksi bahasa yang sangat ptensial memiliki makna lebih dari satu. Misalnya, “Budiono tolak audit BPK”. Kalimat tersebut memiliki makna ganda. Pertama, Budionotidak bersedia mengaudit BPK. Kedua, Budiono tidak bersedia menerima hasil audit BPK. Makna pertama atau makna kedua yang diinginkan penulis berita harus jelas cara pengunaan kata atau frasanya.

8.Apa yang dimaksud dengan penggunaan kalimat yang gramatikal dalam penulisan berita?

Jawab:

Dalam penulisan berita, tiap kalimat harus mencerminkan kejelasan. Kejelasan itu dapat dimanifestasikan dalam fungsi kalimat yaitu subjek dan predikat. Kalau sebuah kalimat tidak jelas fungsi subjek dan predikatnya, maka kalimat itu akan dapat menimbulkan kesalahan dalam persepsi pembaca. Perhatikan kalimat berikut ini. “Dalam sidang pansus hak angket BankCentury kemarin memeriksa Robert Tantular, pemiik Bank Century itu”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *